PELATIHAN KOMOPROFILAKSIS KUSTA METODE KONTAK

SELASA, 10 SEPTEMBER 2024

HOTEL ODAITA

 

KADINKES : dr. SAIFUDDIN

ANGKA PENYAKIT KUSTA MENURUN. TAHUN 2021 : 2,8% TAHUN 2023 : 2,7% TAHUN 2023 : 2,17%

TALANG = 0

Yang banyak di Bandaran

Yang paling penting penurunan kecacatan. Target kecacatan harus dibawah 5%.

Inovasi Tampojung : penemuan kasus melalui pendekatan tomas, pendampingan & pengobatan sampai sembuh.

Paling tinggi kasus batumarmar : 43 kasus

Inovasi  Dinkes : pemberiaan preparate kusta

 

PJ KUSTA : FATHORRAHMAN

Adanya stigma negative di masyarakat, penyakit kutukan, penyakit turunan, adanya istilah ¨”daging jubhek “

Adanya budaya minta surat sertifikat bebas kusta / tidak sakit kusta bagi mayarakat yang akan menikah.

 

DINKES PROPINSI :

Eradikasi kusta :

  1. Tahap 1 : tidak boleh ada kasus anak 10 tahun
  2. Tahap 2 :tidak ada kasus baru 3 tahun
  3. Eradikasi : tidak boleh ada kasus baru

Kasus kusta seperti “SEMANGKA “ diluar Nampak hijau, di dalam setelah dibelah merah merona

PROGRAM PENGENDALIAN KASUS KUSTA :

  1. Arah kusta di Indonesia :
  2. Strategi program
  3. Upaya pencegahan & pengendalian :
  4. Promkes
  5. Tatalaksana kasus kusta
  6. Surveilans
  7. kemoprofilaksis
  8. Issue strategis :
  9. Beban kusta & penularan penyakit kusta masih tinggi
  10. Masih ditemukan kasus baru usia anak & disabilitas 2
  11. Pencegahan, penemuan dini serta tata laksana
  12. Klinis belum dilakukan secara komprehensif & berkualitas
  13. Stigma & diskriminasi yang kuat di masyarakat
  14. Komitmen pemerintah yang berkelanjutan masih kurang

KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN DI JATIM :

  1. Meningkatkan akses layanan

 

PENEMUAN KASUS BARU JATIM :

  1. 961 ( selama 2014-204 )
  2. Target proporsi kasus baru anak dan deformitas 2 adalah <5%
  3. Penemuan kasus baru anak 0-14 tahun & kasus baru anak yang disabilita 2 : Pamekasan masih tinggi 5 besar di Jatim
  4. RFT rate ( angka keberhasilan pengobatan ) di Pamekasan : 93 % dari target >90%
  5. Pemeriksaan kontak erat >20 kontak erat. Dari 160 penderita harusnya 3200
  6. Hasil Kontak erat ditulis di kohort & kartu penderita , agar terlaporkan
  7. Trend penemuan kasus baru di kab. Sampang & Sumenep, tren menurun tapi setelah di angka 200 stagnan, ini karena Sampang & Sumenep diapit oleh kota endemis yang belum melakukan kemoprofilaksis

REKOMENDASI :

  1. Dukungan kebijakan dari pemerintah daerah terutama untuk daerah2 lokus
  2. Perluasan cakupan

 

DINKES PROP : SUPARMONO

APA ITU KUSTA

  • Penyakit infeksius menahun disebabkan : Kuman kusta ( Mycobacterium Leprae )
  • Menyerang kulit dan saraf tepi
  • Terlambat berobat : dapat menimbulkan cacat / disabilitas
  • Bukan penyakit keturunan & bukan kutukan
  • Ditemukan :
  • Penyakit menular tapi tidak mudah menularkan

RISIKO TERTULAR KUSTA:

  • Waktu belah kuman : 14-21 hari
  • Inkubasi : 2-5 tahun
  • Ditularkan dari penderita kusta yang belum berobat
  • Kontak erat yang lama : >20 jam
  • Tidak memiliki antibody yang baik

GEJALA AWAL:

  • Bercak Merah / putih terus menerus di kulit
  • Jika disentuh kapas / tisu tidak terasa
  • Jika cacat : pada tangan, kaki, mata ( kebutaan , optalmus )

JENIS :

  1. Kering ( PB : pausi basiler )
  2. Basah ( MB : multi basiler ) berpotensi lebih banyak menularkan

LAMA PENGOBATAN :

  1. PB : 6 bilan
  2. MB : 12 bulan

Obat MDT tidak boleh diberikan sebelum ditegakkan diagnosis & jenis kustanya.

Pengobatan MDT menunjukkan hasil  yang baik. GRATIS & BERKUALITAS

LETAK SYARAF TEPI KUSTA

  1. favialis
  2. radialis : tdk bisa say hello tangan
  3. ulnaris :
  4. pulnaris : kelingking
  5. tibialis : kaki mati rasa, ulkus

Sensorik : tangan kaki

Motoric : mata, tangan kaki

CARA MENCEGAH CACAT :

  1. Tangani reaksi :cepat tepat waktu & dosis
  2. Bila ada cacat, minimal pada sat & setelahpengobatan cacatnya berkurang
  3. Prinsip 3M : memeriksa, melindungi, merawat
  4. Kesadaran pasien bahwa punya kelemahan di mata, kaki tangan. Diharapkan memeriksakan diri
  5. 95&% orang kebal. 5% yang akan tertular
  6. PROFILAKSIS : sesuai dosis, umur. Dewasa 600mg, anak2 : 300-450mg
  7. Org dekat denga px
  8. Kontak tetangga
  9. Kontak social : Ketemu px 20 jam perminggu

MASALAH SOSIAL :

  1. Merasa tidak ada harapan & mencoba bunuh diri
  2. Bercerai, setelah didiagnosa kusta
  3. Lebih suka menikah sesame kusta
  4. Disuruh pergi / dikeluarkan dari sekolah
  5. Dikucilkan
  6. Tidak akan Kembali lagi ke keluarga
  7. Lebih suka tinggal di penampungan

 

DINKES PROPINSI JATIM : dr. WIDANINGRUM, M.Kes

KEMOPROFILAKSIS KUSTA

– harus ada komitmen dari DInkes & puskesmas untuk mengaanggarkan dana BOK untuk program kusta :transport profilaksis

Yaitu pemberian obat pencegahan rifampisisn dosis tunggal ( SDR ) kepada kelompok masyarakat berisiko  kontak sehingga mengurangi risiko menjadi skait kusta

COLEP study & Pankep study : efektif mencegah 60% ( sangat tergantungpada cakupan & kualitas )

Operasional study di Sampang, Sumenep, bima & MTB : dapat diintegrasikan dalam program rutin kusta nasioanal

PEP hanya alat 7 metode tambahan

 

KENAPA PERLU KEMOPROFILAKSIS :

  1. Kasus baru setiap tahun tidak menurun secara berkala
  2. Penurunan sudah terjadi sebelum didiagnosa
  3. Belum ada alat diagnosis dini yang adekuat & dapat dipakai secara massal
  4. Strategi pengendalian kusta :
  5. Penemuandini + MDT = belum cukup
  6. Belum ada vaksin

ELEMINASI KUSTA

FASE 1: pemutusan mata rantai penularan kusta

Tidak ada kasus baru pada anak minimal 5 tahun

FASE 2: eliminasi kusta

Tidak ada kasus asli baru dalam 3 tahun & tidak ada kasus anak dalam 5 tahun

FASE 3: surveilens pasca eliminasi

Tidak ada / hanya kasus asli baru sporadis dalam 5 tahun

SASARAN :

Kontak :

  1. Kontak serumah
  2. Kontak tetangga : tetangga rumah
  3. Kontak sosial : kontak dengan pasien kusta yang belum berobat >20 jam seminggu

RISIKO TERTULAR :

  1. 8X kontak rumah
  2. 5x kontak tetangga
  3. 3x kontak sosial

PENDUDUK YANG MEMENUHI SYARAT KEMOPROFILAKSIS :

  1. Umur >2th
  2. Bukan suspek kusta
  3. Bukan suspek TB
  4. Tidak mendapat pengobatan dengan rifampisin dalam 2 tahun
  5. Tidak ada gangguan hati
  6. Tidak ada gangguan ginjal
  7. Tidak sakit berat lainnya

PEMBERIAN KEMOPROFILAKSIS :

  1. Tahun 1 : semua kasus baru 2020- 2024
  2. Tahu 2 :2025 dst : semua kasus baru
  3. Target : rata2 20 kontak per 1 kasus indeks
  4. Kunjungan rumah : paling lambat dalam 1 bulan sejak ditemukan kasus indeks , melalui :

– penyuluhan

– pemeriksaan

– Pemberian SDR

– pengobatan

METODE :

  1. Kontak :

– standart

– self familly screening

– Kontak yang diperluas ( mini blunket )

– kriteria : kasus indeks tersebar, area luas, akses mudah/ tidak terisolir

  1. Blanket

– kunjungan rumah ke rumah

– post kemoprofilaksis

– tiap tahun harus difollowup

– di pulau / gunung / terpencil / akses sulit , kasus banyak, area kecil

– high endemis

– Kasus indeks berkelompok

– aspek stigma tinggi

– sasara . seluruh masyarakat

– Partisipasi masyarakat : perlu peran masya

TL :

  1. Pelatihan petugas kusta & promkes
  2. Lokmin di puskesmas

DOSIS :

  1. Umur > 15 thn : 600 mg
  2. Umur 10-15 thn : 450 mg
  3. Umur 5-10 thn : 300 mg
  4. Umur 2-5 thn : 10-15 mg / kg BB

EFEK SAMPING :}

RINGAN :

  1. Kencing merah
  2. Gatal2 jarang
  3. Pusing & mual jarang

SEDANG :

BERAT :

 

PRINSIP :

  1. Komitmen pemangku kebijakan & tim pelaksana
  2. Kualitas yg baik : skrining, pencatatan, penyuluhan, kualitas obat
  3. Cakupan > 80%

KONSEP PENURUNAN STIGMA ( DESAKU )

  1. Petugas kusta ke masyarakat
  2. Kapus & staff
  3. Pj desa
  4. Tidak takut berlebihan
  5. Kontak bersedia minum obat
  6. Tidak takut periksa
  7. Pasien berobat teratur

Reaksi kusta  adalah suatu perjalanan penyakit kronis yang muncul reaksi antibodi antigen. Selama pengobatan harus diperiksa POD. Untuk mencegah disabilitas.

Neuritis yang sering menyebabkan disabilitas.

Jika muncul reaksi berat sebelum 6 bulan diberi prednison, jika lebih dari 6 bulan tidak usah diberi prednison, karena tidak akan ada reaksi.

Optalmus : mata harus ditutup/ pakai kaca mata, kl tidur ditutup.

Fragmen kuman tidak langsung hilang, masih ada di dalam tubuh dalam beberapa tahun.

3 tipe reaksi :

  1. Ringan
  2. Sedang
  3. Berat : optalmus. Ada nyeri tekan syaraf, mati rasa telapak tanagn & kaki. Jika terjadi dalam 6 bulan terakhir. Jika ada bercak merah, beri prednison. Cari faktor pencetusnya baru diobati.

 

KOMITMEN BERSAMA:

  1. Dinkes & puskesmas melaksanakan kemoprofilaksis tahun 2024
  2. Dinkes & puskesmas melibatkan stakeholder terkait
  3. Puskesmas menyediakann anggaran APBD I melalui BOK puskesmas ( kunjungan kontak )
  4. Puskesmas melaksanakan lokakarya puskesmas & lokakarya desa
  5. Menyampaikan hasil kegiatan kemoprofilaksis pada pertemuan denga linsek puskesmas
  6. Pemetaan wilayah kelompok risiko kusta
  7. Menyusun strategi penyebaran informasi kusta
  8. Capaian kemoprofilaksis bisa mencapai 100% d tahun 2026
  9. Dukungan moril dari pimpinan ( Kapus ) untuk keberhasilan kemoprofilaksis
  10. Menyelesaikan pelaporan hasil kegiatan

 

 

Pelapor,

Drg. KHALILIYA SYAIFIYATI

Kepala Puskesmas Talang

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *